Para ilmuan dan dokter Nazi menggunakan manusia sebagai subjek percobaan mereka. Yang lebih mengerikannya lagi, percobaan itu sangat tidak berperikemanusiaan dan orang yang jadi percobaan diperlakukan secara tidak manusiawi.
Dilansir merdeka.com, berikut lima eksperimen sadis yang pernah dilakukan Nazi.
5. Eksperimen sterilisasi massal
(foto: Getty Images) |
Ini merupakan salah satu eksperimen Nazi yang sangat sadis untuk mengontrol jumlah penduduk. Karena ingin melakukan proses sterilisasi massal dalam waktu yang singkat dan efesien, para dokter di kamp Auschwitz, Ravensbruck dan daerah lain menerapkan metode yang tidak berperikemanusiaan.
Para pria banyak yang dikebiri agar dokter bisa memantau perubahan sikap serta dampak dari metode sterilisasi ini. Sedangkan kaum wanita, sebuah alat tertentu dengan sengaja dimasukan ke dalam rahim secara paksa agar tidak terjadi pembuahan.
Tentu saja kedua metode radikal itu menyebabkan pendarahan hingga kematian dalam jumlah yang tak sedikit. Bahkan ribuan korban sterilisasi mengalami gangguan mental yang parah.
4. Eksperimen senjata beracun
(foto: ushmm.org) |
Untuk mencoba senjata beracun yang sedang dikembangkan Nazi, mereka menggunakan para tawanan yang akan dieksekusi sebagai kelinci percobaan.
Para peneliti di kamp Buchenwald dengan sengaja menyuntikan zat beracun seperti sianida dan zat asam karbol kepada tawanan perang Rusia. Selain itu mereka juga menembak tahanan dengan peluru yang sudah dilumuri racun.
Dan meskipun para tawanan selamat seteah diberikan racun, mereka juga tetap akan dibunuh agar para dokter bisa melakukan otopsi untuk melihat dampak racun tersebut.
3. Eksperimen transplantasi tubuh
(foto: AboveTopSecret.com) |
Eksperimen yang satu ini jauh lebih sadis lagi dibandingkan dengan kedua eksperimen sebelumnya. Kalau Anda tidak terlalu kuat sebaiknya jangan dibaca.
Para dokter Nazi mencoba mempelajari cara transplantasi bagian tubuh dari satu orang ke orang lain. Mereka dengan sengaja mengamputasi bagian tubuh tahanan seperti kaki, tangan dan bagian tubuh lainnya untuk ditransplantasikan ke tahanan lain. Selain bagian tubuh tadi, jaringan tulang dan otot juga ikut jadi bahan percobaan untuk mempelajari regenrasinya ketika sudah beralih tubuh.
Eksperimen itu tentu bisa mengakibatkan rasa sakit yang hebat pada orang yang jadi bahan percobaan. Bahkan tak sedikit orang yang meninggal akibat eksperimen sadis ini.
2. Eksperimen Ketinggian
(foto: ushmm.org) |
Seorang dokter Nazi bernama Sigmund Rascher mencoba meneliti dampak ketinggian terhadap para pilot dengan menggunakan tahanan perang di penjara Dachau sebagai kelinci percobaan pada tahun 1942.
Rascher dibantu dengan peneliti lainnya menempatkan para tahanan di sebuah ruangan khusus yang memiliki tekanan udara rendah seperti pada ketinggian 20 km di atas permukaan tanah.
Dengan kondisi lingkungan seperti itu, para tahanan lama kelamaan akan mati lemas. Bahkan ketika para tahanan hampir meninggal, Rascher dengan sadisnya membedah isi kepala mereka untuk mengetahui dampak ketinggian ekstrim pada otak dan pembuluh darah manusia.
Awalnya eksperimen kejam ini hanya membutuhkan 80 orang dari total 200 tahanan. Pada akhirnya 120 tahanan dibunuh dengan sadis.
1. Eksperimen obat luka "Sulfanilamide"
(foto: ushmm.org) |
Ketika perang banyak tentara Jerman yang erinfeksi penyakit Gas Gangren atau semacam penyakit yang menghambat suplai darah kebagian tubuh. Penyakit itu bisa membuat bagian tubuh mengalami nekrosis atau kematian jaringan.
Agar tentara Jerman tidak banyak yang meninggal maka dokter Nazi di kamp Ravensburck melakukan uji coba obat luka Sulfanilamide untuk mengatasi penyakit gangren selama perang.
Yang membuat eksperimen ini begitu kejam yaitu orang yang jadi kelinci percobaan dengan sengaja dibuat luka, lalu bakteri-bakteri itu dioleskan pada bagian yang luka tadi. Sebelum bakteri itu menghentikan suplai darah, orang yang jadi kelinci percobaan akan diikat dengan tali lalu mengaplikasikan obat Sulfanilamide.
Banyak orang yang jadi bahan percobaan yang meninggal akibat eksperimen ini.
Menurut kamu mana eksperimen Nazi yang paling sadis?